Renungan tuk Orang Tua

Sejenak bayangkan wajah dan senyum ayah dan ibunda kita. 
Hadirkan bayangan orang yang semenjak kecil mengasuh, mendidik dan mengajari kita dengan penuh kasih dan cinta. 
Sekali lagi, cukup sejenak saja, hadirkanlah wajah orang yang paling kita cinta; ayah dan ibunda kita. 
Wajah keriput mereka yang semakin menua menjadi bukti nyata pengorbanan tanpa lelah mereka demi kita, anaknya. 
Agar kita lebih berpendidikan, lebih berwawasan luas, lebih pintar, lebih bijaksana, lebih berpengalaman, lebih mudah memecahkan masalah kehidupan, lebih segala-galanya dibanding mereka. 
Semua itu dilakukan demi kita, anaknya. 

Ya, demi kita.

Bahasa Hati

Tak ada musuh yg tak dapat ditaklukkan oleh HATI yang penuh dengan KASIH 

Tak ada sakit hati yang tak dapat disembuhkan oleh KASIH SAYANG 

Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh KETULUSAN HATI 

Tak ada kesulitan yang tak dapat diatasi oleh KEMAUAN HATI 

Tak ada kekerasan yang tak dapat dilunakkan oleh KESABARAN HATI 

Semua itu haruslah berasal dari HATI 


BERKATA-KATALAH DENGAN BAHASA HATI
maka kata-kata yang diucapkan akan masuk ke dalam hati yang mendengarnya.. 
 "Timbulnya rasa syukur adalah awal terbukanya pintu Hati Nurani
juga langkah pertama dalam pengembangan kemampuan 
untuk berbuat hal yang bermanfaat 
bagi orang banyak."

Beda antara Cinta, Suka, dan Sayang

Dihadapan orang yang kau cintai, musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah. 
Dihadapan orang yang kau sukai, musim dingin tetap saja musim dingin, hanya suasananya lebih indah sedikit. Dihadapan orang yang kau cintai, jantungmu tiba-tiba berdebar lebih cepat. 
Dihadapan orang yang kau sukai, kau hanya merasa senang dan gembira saja. 
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau cintai, matamu berkaca-kaca. 
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau sukai, engkau hanya tersenyum sedikit. 
Dihadapan orang yang kau cintai, kata-kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam. 
Dihadapan orang yang kau sukai, kata-kata hanya keluar dari pikiran saja. 
Jika orang yang kau cintai menangis, engkaupun akan ikut menangis disisinya. 
Jika orang yang kau sukai menangis, engkau hanya menghibur saja. 
Perasaan cinta itu dimulai dari mata sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telingga, tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama. 
"Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta… ada perasaan yang lebih mendalam, yaitu rasa sayang…rasa yang tidak hilang secepat rasa cinta. 
Rasa yang tidak mudah berubah. Perasaan yang dapat membuatmu berkorban untuk orang yang kamu sayangi. Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.
Cinta ingin memiliki, tetapi sayang hanya ingin melihat orang yang disayanginya bahagia….walaupun harus kehilangan.

Kehidupan Dunia

Seorang bocah mengisi waktu luang dengan kegiatan mendaki gunung bersama ayahnya. 
Entah mengapa, tiba-tiba si bocah tersandung akar pohon dan jatuh. 
“Aduhh!” jeritannya memecah keheningan suasana pegunungan. 
Si bocah amat terkejut, ketika ia mendengar suara di kejauhan menirukan teriakannya persis sama, 
“Aduhh!”. 
Dasar anak-anak, ia berteriak lagi, 
“Hei! Siapa kau?” 
Jawaban yang terdengar, “Hei! Siapa kau?” 
Lantaran kesal mengetahui suaranya selalu ditirukan, 
si anak berseru, “Pengecut kamu!” 
Lagi-lagi ia terkejut ketika suara dari sana membalasnya dengan umpatan serupa. 
Ia bertanya kepada sang ayah, 
“Apa yang terjadi?” 
Dengan penuh kearifan sang ayah tersenyum, 
“Anakku, coba perhatikan.” Lelaki itu berkata keras, 
“Saya kagum padamu!” Suara di kejauhan menjawab, Saya kagum padamu!” Sekali lagi sang ayah berteriak “Kamu sang juara!” 
Suara itu menjawab, “Kamu sang juara!” 
Sang bocah sangat keheranan, meski demikian ia tetap belum mengerti. 
Lalu sang ayah menjelaskan, 
“Suara itu adalah gema, tapi sesungguhnya itulah Kehidupan.”

 ” Kehidupan memberi umpan balik atas semua ucapan dan tindakan kita. Dengan kata lain, kehidupan kita adalah sebuah pantulan atau bayangan atas tindakan kita. Bila kita ingin mendapatkan lebih banyak kebaikan di dunia ini, maka berbuat baiklah kita kepada sesama. Hidup akan memberikan kembali segala sesuatu yang telah kita berikan kepadanya, hidup bukan sebuah kebetulan tapi sebuah bayangan diri kita sendiri.”