Mencari Bahagia
“Ya
… Alhamdulillah … itulah kebesaran Allah, Nak! Ia menciptakan sesuatu tanpa
cela, hanya manusia saja yang kurang bersyukur” kata Sang Ayah sambil mengelus
kepala anak kecil itu dengan lembut.
“Katanya
air itu sangat penting, ya, Yah? Dan … tanpanya kita semua akan mati?” tanya
anak kecil itu pada ayahnya.
“Ya,
benar! Air itu sangat penting bagi kita. Setiap makhluk hidup membutuhkan air
dan oleh karena itu kita bisa mati tanpa ada air dalam kehidupan kita, seperti
juga ikan kecil itu!” seru Sang Ayah sambil menunjuk ikan kecil.
Si
ikan kecil yang mengikuti percakapan antara ayah dan anak itu mendadak menjadi
gelisah. “Air, apa itu air? Di mana dapat kutemukan air? Bagaimana jika aku
mati bila aku tak dapat menemukan air secepat mungkin? tanya si ikan dalam
hatinya sambil berenang dengan panik. Si ikan kecil berenang tanpa kenal henti.
Ketika
ikan kecil mendekati hulu sungai, bertemulah ikan kecil tersebut dengan seekor
ikan “sepuh”. Setelah menyampaikan salam kemudian ikan kecil itu bertanya,
“Wahai ikan sepuh, dapatkah kau tunjukkan padaku, di mana air? Aku mendengar
percakapan manusia bahwa tanpa air kita akan mati!” seru Si ikan kecil.
Ikan
sepuh tersenyum bijak, kemudian berkata, “Anakku, tentu saja aku tahu di mana
air, sekarang coba kau lihat samping kanan dan kirimu, lihat sekelilingmu, apa
yang kau lihat?”
“Ya,
ada benda yang mengelilingiku tiap waktu, kadang ia tenang dan bergelombang,
dia membantuku untuk berenang, dia yang membasahi tubuhku, menghilangkan
dahagaku, dan aku bisa mati kekeringan tanpa kehadirannya,” gumam Si ikan
kecil.
Ikan
sepuh tersenyum lagi, “Ya, itulah air yang kau cari selama ini, anakku. Itulah
air yang membuat kita semua dapat mati bila hidup tanpa kehadirannya.
Si
ikan kecil tertegun, kemudian tersenyum, “Terimakasih, ikan sepuh. Sekarang aku
bisa menghentikan proses pencarianku. Aku bahagia bisa menemukan apa yang aku
cari. Ternyata benda yang sangat penting yang selama ini aku cari sudah berada
bersamaku sejak dulu tapi aku tidak menyadarinya,” ucap Si ikan kecil. Si ikan kecil
kemudian memutar siripnya setelah sebelumnya berpamitan kepada ikan sepuh.
KITA
MANUSIA, SERINGKALI TAK KUNJUNG MERASA PUAS AKAN PENEMPATAN YANG ALLAH BERIKAN
PADA KITA. Dan kita seringkali tak sadar bahwa mungkin sebenarnya saat kita
melakukan pencarian, ketika kita sedang letih … sebenarnya kita justru sedang
menjalani kebahagiaan tersebut.
Karena
kita seringkali tertipu, dengan arus air yang tidak selamanya tenang, karena
kebahagiaan pun seringkali tidak mesti berwujud ketenangan. Karena kebahagiaan
pun seringkali berwujud “riak-riak ombak” dalam kehidupan kita…. Tapi kita akan
merasa bahagia bila kita nikmati dan lalui dengan sabar.