Pasa Pabukoan

Pasa Pabukoan. Ramadhan/Bulan Puasa tak lama lagi akan mendatangi kita sebagai umat Muslim. Bulan Puasa adalah bulan penuh rahmah, bulan ampunan, dan identik dengan 'jajanan untuk berbuka puasa'. 


 
Pasa Pabukoan adalah tempat menjual bermacam-macam menu buka puasa, mulai dari lauk, cemilan dan minuman segar. Di Minang sendiri tempat ini merupakan berkumpulnya pedagang musiman yang cuma berjualan khusus di bulan puasa, dan merupakan tempat yang ramai dikunjungi tiap sorenya. Selepas siang sekitar pukul 3, saat para pedagang pabukoan mulai menggelar dagangannya dan bersiap menemui para pembeli yang biasanya akan mencapai puncak keramaian sekitar jam 4 sampai jam 5 sore. Setahuku memang ada aturan dari pemkot, semua pedagang masakan dan warung makan hanya boleh beroperasi mulai jam 3 sore. Pasa Pabukoan di Bukittinggi tidak hanya ada di Pasa Ateh saja, meskipun memang ini menempati lokasi yang paling luas yaitu di lapangan parkir pasar wisata. Persis diatas Janjang 40. Lokasi terluas kedua berada di pasar Aur Kuning, menempati satu sisi jalan memanjang dari depan sampai ujung pasar. Etapi aku belum mengunjunginya.. meskipun ini adalah yang terdekat dengan rumah aur, cukup jalan kaki saja lewat kebun belakang sampailah di pasar aur. Namun kakiku ternyata begitu pemalas buat jalan sore ke sana, lebih senang seperti ayam mengeram saja di rumah.. itu kata inyiak vizon. Orang puasa yang gak ngapa²in, ya samalah dengan ayam mengeram. 

 Cendol durian
Dua lokasi di atas diselenggarakan oleh pemkot, masih ada lagi pasa pabukoan lain dengan skala yang lebih kecil yang diselenggarakan oleh swasta atau perorangan. Aku suka pasa pabukoan yang berada di halaman studio foto Sighi di seberang gereja, karena dari tahun ke tahun di situ ada satu tenda yang selalu menjual sambalado cangkuak [sejenis sambal yang bercita rasa asam dan pedas, dengan campuran krecek goreng. Meskipun di tempat lain juga ada, tapi menurutku di situlah yang paling enak. Nama tendanya ‘Aia Badarun’ [kira² artinya air yang bunyinya menderu, yak air terjun maksudnya], mereka memang punya rumah makan di sekitar rumah puisinya Pak Taufik Ismail.
Di halaman² kantor juga terlihat beberapa pedagang pabukoan, minimal ada 2 atau 3 pedagang. Pada tenda² kecil ini biasanya yang dijual adalah pical (pecel sayur bumbu kacang), urap daun pepaya, mie goreng dan bihun goreng ala minang, kolak dan bubur kampiun. 
Rumah aur tahun ini berbahagia sekali, karena dikelilingi 3 warung makan yang masakannya lumayan enak. Pemilik warung yang sisi kanan kebetulan  masih keluargaku, namanya Mak Puak. Masakan beliau cukup lezat menurut ukuranku, tinggal pesan saja sudah bereslah semua tanpa harus banyak bergerak. Ini foto sebagian pedagang yang sudah selesai menggelar dagangannya tadi sore, pengunjung masih sedikit jadi masih bisa foto² tanpa berdesakan. 


 Lamang tapai



Beraneka minuman dingin di pasar bagian depan, ada sop buah, jus, es cincau dan yang khas bukik adalah cindua langkok yang terdiri dari cendol berwarna coklat (bukan hijau) ditambah lopis, ampiang dan satu biji daging durian segar utuh. 


 Lupis

Lamang tapai, sajian khas ramadhan.. tapi aku lebih suka hidangan ini disajikan saat lebaran saja, karena saat puasa rasanya perutku gak cocok bila diisi penganan gurih manis dari ketan apalagi yang hasil fermentasi ini.. so sampai jumpa lebaran nanti eeaa..! 

Klepon dan Lupis, masih keluarga ketan.. aku suka semua jajanan yang terbuat dari ketan atau tepung ketan. Sekarang ini menelan klepon sebutir dua butir masih okelah, klo gak lagi puasa bisa habis 5 butir klepon sendirian.. Di bagian tengah sampai belakang pasar, pedagang nasi kapau dengan berbagai merk.. ada uni Lis, uni Des, Uni Mar.. Uni Er langganan Inon kagak jualan.. mungkin habis lebaran baru jualan lagi. 

 Karupuak balado

Memang ada beberapa pedagang terkenal yang bulan ramadhan benar² tutup, nunggu habis lebaran baru jualan lagi. Contohnya saja kadai uni Meri yang lontong gulai pakis dan bubur kampiun-nya  TOP BGT itu.. padahal seandainya uni Meri jualan bulan puasa ini dijamin lariiiisss. 
Ini khas bukik banget, setiap acara adat harus ada kripik ini (di sini disebut karupuak) singkong yang diiris kayak telunjuk  lalu dibalado. Inget ya harus iris kayak korek atau telunjuk, gak boleh bundar atau bentuk lain.. itu khusus untuk makan baradaik, klo buat sehari² di rumah yah boleh model apa saja, variasi yang diberi bumbu kuning juga enak tuh. 
Sumber : http://ladangjiwa.com/marhaban-ya-pasar-ramadhan/



0 komentar:

Post a Comment