Orang Sumatera Barat yang Berpengaruh #Part I

Orang Sumatera Barat yang Berpengaruh #Part I Secara pribadi saya merasa bangga menjadi warga Sumatera Barat. Terlahir dinegeri yang bernuansa Islami, memiliki keindahan alam, dan mempunyai tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia. Berikut nama-nama 'Pahlawan Negara' yang terlahir sebagai orang Minangkabau.

1. MUHAMMAD HATTA

Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Fort de Kock (kini Bukittinggi), Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Bandar udara internasional Jakarta menggunakan namanya sebagai penghormatan terhadap jasanya sebagai salah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia.



2. AGUS SALIM

Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara lain : anggota Volksraad (1921-1924), anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945, Menteri Muda Luar Negeri, Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947, pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 1947, Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947, Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949. Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia, sehingga kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (The Grand Old Man).

3. MUHAMMAD YAMIN

Pada tahun 1932, Yamin memperoleh ijazahnya dalam bidang hukum di Jakarta. Ia kemudian bekerja dalam bidang hukum di Jakarta hingga tahun 1942. Karier politiknya dimulai dan beliau giat dalam gerakan-gerakan nasionalis. Pada tahun 1928, Kongres Pemuda II menetapkan bahasa Indonesia, yang berasal dari bahasa Melayu, sebagai bahasa gerakan nasionalis Indonesia. Yamin meninggal dunia di Jakarta dan dikebumikan di Talawi, sebuah kota kecamatan yang terletak 20 kilometer dari ibu kota Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat.




4. H.R RASUNA SAID

HR Rasuna Said (Hajjah Rangkayo Rasuna Said) seorang Orator, pejuang (srikandi) kemerdekaan Indonesia. Pahlawan nasional Indonesia ini lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 15 September 1910 dan wafat di Jakarta, 2 November 1965 dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Seorang puteri terbaik bangsa yang tak hanya sekadar memperjuangkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita. Awal perjuangan beliau dimulai dengan beraktivitas di Sarekat Rakyat sebagai Sekretaris cabang dan kemudian menjadi anggota Persatuan Muslim Indonesia (PERMI). Beliau sangat mahir dalam berpidato yang isinya mengecam secara tajam ketidakadilan pemerintah Belanda, sehingga beliau sempat ditangkap dan dipenjara pada tahun 1932 di Semarang.

5. SYAFRUDDIN PRAWIRANEGARA

Mr Syafruddin yang dikenal ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) merupakan pribadi yang memiliki integritas, multi talenta, kritis, tegas , dan terbuka. Pernah Menjadi Presiden darurat selama 6 bulan 12 hari di Bukittingi saat pemerintahan daurat. Tanpa kepemimpinan beliau saat itu, RI akan jatuh ke tangan Belanda.



6. RAHMAH EL YUNUSIYYAH

Meski tak seharum Kartini, bahkan seperti dilupakan, Rahmah El Yunusiyyah dikenal sebagai tokoh pendidikan di Sumatera Barat yang telah memajukan dan mengangkat harkat kaumnya. Namanya tidak saja popular di Sumatera Barat tetapi juga terkenal hingga ke Malaysia. Dengan semangat yang kuat demi kemajuan kaumnya, ia rela bersusah-susah mengantarkan putri-putri lulusan Diniyyah Putri Padangpanjang ke Malaysia untuk mengajar disana. Akhirnya, dengan kehadiran mereka di Malaysia, banyak orang tua di negeri jiran itu yang menitipkan putrinya untuk bersekolah dan dididik di Perguruan Diniyyah Putri Padangpanjang. Diantara anak didiknya ada yang sudah berhasil seperti Puan H.Aisyah Gani. Perempuan yang belajar tahun 1936-1939 ini pernah menjabat Menteri social. Selain itu juga ada muridnya yang menjadi senator di Penang. 

7. ROHANA KUDUS

Rohana Kudus lahir: 20 Desember 1884 di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat dan wafat di Jakarta, 17 Agustus 1972. Beliau merupakan anak dari pasangan Mohamad Rasjad Maharadja Soetan dan Kiam. Rohana Kudus merupakan kakak tiri dari Perdana Menteri Indonesia yang pertama yaitu Soetan Sjahrir, dan bibi dari penyair Chairil Anwar. Ia juga merupakan sepupu dari H. Agus Salim.
Tahun 1896 saat usianya baru 12 tahun, ia sudah mengajar teman-teman gadis di kampungnya dalam bidang membaca dan menulis huruf arab dan latin. Tahun 1905, ia mendirikan "Sekolah Gadis" di Kota Gadang, yang kemudian pada tahun 1911 diubah namanya menjadi "Sekolah Kerajinan Amai Satia". Pada 10 juli 1912, ia ikut melahirkan sekaligus menjadi Pemimpin Redaksi Surat Kabar Wanita dengan nama "Soenting Melajoe" di Padang.

8. TAN MALAKA

Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 19 Februari 1896 – Meninggal di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, 16 April 1949 pada umur 53 tahun) ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris. Dia kukuh mengkritik terhadap pemerintah kolonial Hindia-Belanda maupun pemerintahan Republik di bawah Soekarno pasca-revolusi kemerdekaan Indonesia. Walaupun berpandangan sosialis, ia juga sering terlibat konflik dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada tahun 1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan bersama Gerilya Pembela Proklamasi di Pethok, Kediri, Jawa Timur.

9. H. ABDUL MALIK KARIM AMRULLAH

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan HAMKA, yakni singkatan namanya, (lahir di desa kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun) adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, dan aktivis politik. Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan internasional seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.




to be continued ......Orang Sumatera Barat yang Berpengaruh #Part I




0 komentar:

Post a Comment